nagiest

Memberi adalah sebuah komunikasi yang terbaik

nagiest

Cara terbaik dalam menasihati anak-anakmu adalah mencari tahu apa yang mereka inginkan dan lalu nasehatilah mereka bagaimana melakukannya

nagiest

Tidak ada yang sia-sia jika kita melakukan sesuatu untuk anak-anak. Mereka sepertinya tidak memperhatikan kita, mengalihkan pandangan dan jarang berterima kasih, tapi apa yang kita lakukan untuk mereka tidak pernah sia-sia

nagiest

Anda memiliki waktu seumur hidup untuk bekerja, Namun anak-anak hanya memiliki masa kecil sekali

nagiest

Anak terlahir ke dunia dengan kebutuhan untuk disayangi tanpa kekerasan, bawaan hidup ini jangan sekalipun didustakan

Minggu, 22 Januari 2012

Do'a Tawassul

دعاء التوسل

اللهم إني أسـألك وأتوجه إليك بنبيك نبي الرحمة محمد صلـى الله عليـه وآله ، يا أبا
القاسم يا رسول الله يا إمام الرحمة ، يا سيدنا ومولانا إنا توجهنا واسـتشفـعنا وتوسلنا
بك إلى الله وقدمناك بين يدي حاجاتنا ، يا وجيـها عند الله اشـفع لنا عـند الله ، يا أبا
الحسن يا أمير المؤمنين يا علي بن أبى طالب يا حجة الله على خلقه يا سيدنا ومولانا إنا
توجهنا واستشفعنا وتوسلنا بك إلى الله وقدمناك بيـن يدي حاجاتنا ، ياوجـيـها عند الله
اشفع لنا عند الله ، يا فاطمة الزهراء يا بنت محمد يا قرة عين الرسول يا سيدتنا ومولاتنا
إنا توجهنا واستشفعنا وتوسلنا بك إلى الله وقدمناك بين يدي حاجاتنا ، يا وجيـهة عند الله
اشفعي لنا عند الله ، يا أبا محمد يا حسن بن علي أيها المجتبى يا ابن رسـول الله يا حجة
الله على خلقه يا سيدنا ومولانا إنا توجهنا واستشفعنا وتوسـلنا بك إلى الله وقـدمناك بين
يدي حاجاتـنا ، يا وجيها عند الله اشـفع لنا عند الله ، يا أبا عبدالله يا حسـين بن علي
أيها الشهيد يابن رسول الله يا حجة الله على خلقه يا سـيدنا ومولانا إنا توجهنا واستشفعنا
وتوسـلنا بك إلى الله وقدمـناك بين يدي حاجاتنا ، يا وجـيها عند الله اشفع لنا عند الله
يا أبا الحسن يا علي بن الحسين يا زين العابدين يا ابن رسول الله يا حجة الله على خلقه
يا سـيدنا ومولانا إنا توجهنا واستشفعنا وتوسلنا بك إلى الله وقدمناك بين يدي حاجاتنا ،
يا وجيها عند الله اشـفع لنا عـند الله ، يا أبا جعفـر يا محمد بن علي أيها الباقر يا ابن
رسول الله يا حجة الله على خلقه يا سـيدنا ومولانا إنا توجهنا واستشفعنا وتوسلنا بك إلى
الله وقدمناك بين يدي حاجاتـنا ، يا وجـيها عند الله اشـفع لنا عنـد الله ، يا أبا عبدالله
يا جعفر بن محمد أيها الصادق يا ابن رسول الله يا حجة الله على خلقه يا سيدنا ومولانا إنا
تـوجهنا واستشفعنا وتوسـلنا بك إلى الله وقدمنـاك بين يدي حاجاتنا ، يـا وجيها عند الله
اشـفع لنا عند الله ، يا أبا الحسن يا موسى بن جعفر أيها الكاظم يا ابن رسول الله يا حجة
الله على خلقه يا سيدنا ومولانا إنا توجهنا واسـتشفعنا وتوسـلنا بك إلى الله وقدمناك بين
يدي حـاجاتنا ، يا وجيها عند الله اشـفع لنا عند الله ، يا أبا الحسـن يا علي بن موسـى
أيها الرضا يا ابن رسول الله يا حجة الله على خلقه يا سيدنا ومولانا إنا توجهنا واستشفعنا
وتوسـلنا بك إلى الله وقدمـناك بين يدي حاجاتنا ، يا وجيها عند الله اشـفع لنا عند الله
يا أبا جعفر يا محمد بن علي أيها التقي الجواد يا ابن رسول الله يا حجة الله على خلقه يا
سـيدنا ومولانا إنا توجهنا واسـتشفعنا وتوسـلنا بك إلى الله وقدمناك بين يدي حاجاتنا ، يا
وجـيها عند الله اشـفع لنا عـند الله ، يا أبا الحسـن يا علي بن محمد أيـها الهادي النقي
يا ابن رسـول الله يا حجة الله على خلقه يا سـيدنا ومولانا إنا توجهنا واستشفعنا وتوسلنا
بك إلـى الله وقدمـناك بين يدي حاجاتـنا ، يا وجيـها عند الله اشفع لنا عند الله ، يا أبا
محمد يا حسن بن علي أيها الزكي العسكري يا ابن رسول الله يا حجة الله على خلقه يا سيدنا
ومولانا إنا توجهنا واسـتشفعنا وتوسـلنا بك إلى الله وقدمناك بين يدي حاجاتنا ، يا وجيها
عنـد الله اشـفع لنا عند الله ، يا وصي الحسن والخلف الحجة أيها القائم المنتظر المهدي
يا ابن رسول الله يا حجة الله على خلقه يا سـيدنا ومولانا إنا توجهنا واسـتشفعنا وتوسلنا
بك إلـى الله وقدمناك بيـن يدي حاجاتنا ، يا وجيها عند الله اشـفع لـنا عند الله

Kamis, 05 Januari 2012

Catatan Perjalanan Direktur PLN (sekarang menteri BUMN) Dahlan Iskan ke Iran, KE IRAN SETELAH 30 TAHUN DIEMBARGO AMERIKA

Baru sekali ini saya ke Iran. Kalau saja PLN tidak mengalami kesulitan mendapatkan gas dari dalam negeri, barangkali tidak akan ada pikiran untuk melihat kemungkinan mengimpor gas dari negara para mullah ini.

Sudah setahun lebih PLN berjuang untuk mendapatkan gas dari negeri sendiri. Tapi hasilnya malah sebaliknya. Jatah gas PLN justru diturunkan terus menerus. Kalau awal tahun 2010 PLN masih mendapat jatah gas 1.100 mmscfd, saat tulisan ini dibuat justru tinggal 900 mmscfd. Perjuangan untuk mendapatkan tambahan gas yang semula menunjukkan tanda-tanda berhasil, belakangan redup kembali.

Gas memang sulit diraba sehingga tidak bisa terlihat ke mana larinya. Bisa jadi gas itu akan berbelok-belok dulu entah ke mana baru dari sana dijual ke PLN dengan harga yang sudah berbeda. Padahal PLN memerlukan gas sebanyak 1,5 juta mmscfd. Kalau saja PLN bisa mendapatkan gas sebanyak itu penghematannya bisa mencapai Rp 15 triliun setiap tahun. Angka penghematan yang mestinya menggiurkan siapa pun.

Maka saya memutuskan ke Iran. Apalagi upaya mengatasi krisis listrik sudah berhasil dan menuntaskan daftar tunggu yang panjang itu pasti bisa selesai bulan depan. Kini waktunya perjuangan mendapatkan gas ditingkatkan. Termasuk, apa boleh buat, ke negara yang sudah sejak tahun 1980-an diisolasi oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya itu. Siapa tahu ada harapan untuk menyelesaikan persoalan pokok PLN sekarang ini: efisiensi. Sumber pemborosan terbesar PLN adalah banyaknya pembangkit listrik yang “salah makan”. Sekitar 5.000 MW pembangkit yang seharusnya diberi makan gas, sudah puluhan tahun diberi makan minyak solar yang amat mahal. Salah makan inilah yang membuat perut PLN kembung selama ini.

Kebetulan Iran memang lagi memasarkan gas dalam bentuk cair (LNG). Iran lagi membangun proyek LNG besar-besaran di kota Asaleuyah, di pantai Teluk Parsi. Saya ingin tahu benarkah proyek itu bisa jadi? Bukankah Iran sudah lebih 20 tahun dimusuhi dan diisolasi secara ekonomi oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya dari seluruh dunia? Bukankah begitu banyak yang meragukan Iran bisa mendapatkan teknologi tinggi untuk membangun proyek LNG besar-besaran?

Saya pun terbang ke Asaleuyah, dua jam penerbangan dari Teheran. Meski Aseleuyah kota kecil ternyata banyak sekali penerbangan ke kota yang hanya dipisahkan oleh laut 600 km dari Qatar itu. Bandaranya kecil tapi cukup baik. Masih baru dan statusnya internasional. Pesawat-pesawat lokal seperti Aseman Air terbang ke sini. Inilah kota yang memang baru saja berkembang dengan pesatnya. Iran memang menjadikan kota Asaleuyah sebagai pusat industri minyak, gas dan petrokimia. Beratus-ratus hektar tanah di sepanjang pantai itu kini penuh dengan rangkaian pipa-pipa kilang minyak, kilang petrokimia dan instalasi pembuatan LNG.

Saya heran bagaimana Iran bisa mendapatkan semua teknologi itu di saat Iran lagi diisolasi oleh dunia barat. Memang terasa jalannya proyek tidak bisa cepat, tapi sebagian besar sudah jadi. Kilang minyaknya, kilang petrokimianya, kilang etanolnya sudah beroperasi dalam skala yang raksasa. Hanya kilang LNG-nya yang masih dalam pembangunan dan kelihatannya baru akan selesai dua tahun lagi.

Memang kalau saja Iran tidak diembargo proyek-proyek itu pasti bisa lebih cepat. Namun Iran tidak menyerah. Iran membuat sendiri banyak teknologi yang dibutuhkan di situ. Hanya bagian-bagian tertentu yang masih dia datangkan dari luar. Entah dengan cara apa dan entah lewat mana. Yang jelas barang-barang itu bisa ada. Orang, kalau kepepet biasanya memang banyak akalnya. Asal tidak mudah menyerah. Demikian juga Iran. Bahkan keperluan listrik untuk industri petrokimia itu Iran akhirnya bisa membuat pembangkit sendiri. Termasuk bisa membuat bagian yang paling sulit di pembangkit listrik: turbin. Maka Iran kini sudah berhasil menguasai teknologi pembangkit listrik tenaga gas, baik open cycle maupun combine cycle.

Kemampuan membuat pembangkit listrik ini pun semula agak saya ragukan. Belum pernah terdengar ada negara Islam yang mampu membuat pembangkit listrik secara utuh. Karena itu setelah meninjau proyek LNG saya minta diantar ke pabrik turbin itu. Saya ingin melihat sendiri bagaimana Iran dipaksa keadaan untuk mengatasi sendiri kesulitan teknologinya.

Ternyata benar. Pabrik turbin itu sangat besar. Bukan hanya bisa merangkai, tapi membuat keseluruhannya. Bahkan sudah mampu membuat blade-blade turbin sendiri. Termasuk mampu menguasai teknologi coating blade yang bisa meningkatkan efisiensi turbin. Baru 10 tahun Iran menekuni alih teknologi pembangkit listrik ini. Sekarang Iran sudah memproduksi 225 buah turbin dari berbagai ukuran. Mulai dari 25 MW sampai 167 MW. Bahkan Iran sudah mulai ekspor turbin ke Libanon, Syria dan Iraq. Bulan depan sudah pula mengekspor suku cadang turbin ke India. Bulan lalu pabrik turbin Iran ini merayakan produksi bladenya yang ke 80.000 buah!

Kesimpulan saya: inilah Negara Islam pertama yang mampu membuat turbin dan keseluruhan pembangkit listriknya. Saya dan rombongan PLN diberi kesempatan meninjau semua proses produksinya. Dari A sampai Z. Termasuk memasuki laboratorium metalurginya. Dengan kemampuannya ini, untuk urusan listrik, Iran bisa mandiri. Bahkan untuk pemeliharaan pembangkit-pembangkit listrik yang lama Iran tidak tergantung lagi ke pabrik asalnya. Mesin-mesin Siemen lama dari Jerman atau GE dari USA bisa dirawatnya sendiri. Iran sudah bisa memproduksi suku cadang untuk semua mesin pembangkit Siemen dan GE. Bahkan sudah dipercaya oleh Siemen untuk memasok ke negara lain. “Anak perusahaan kami sanggup melakukan pemeliharaan pembangkit-pembangkit listrik PLN dengan menggunakan suku cadang dari sini,” kata manajer di situ. Pabrik ini memiliki 32 anak perusahaan, masing-masing menangani bidang yang berbeda di sektor listrik. Termasuk ada anak perusahaan yang khusus bergerak di bidang pemeliharaan dan operasi pembangkitan.

Bisnis kelihatannya tetap bisnis. Saya tidak habis pikir bagaimana Iran tetap bisa mendapatkan alat-alat produksi turbin berupa mesin-mesin dasar kelas satu buatan Eropa: Itali, Jerman, Swiss dan seterusnya. Saya juga tidak habis pikir bagaimana pabrik pembuatan turbin ini bisa mendapatkan lisensi dari Siemen.

Rupanya meski Iran membenci Amerika dan sekutunya tapi tidak sampai membenci produk-produknya. Iran membenci Amerika hanya karena Amerika membantu Israel. Ini jauh dari bayangan saya sebelum datang ke Iran. Saya pikir Iran membenci apa pun yang datang dari Amerika. Ternyata tidak. Bahkan Coca-cola dijual secara luas di Iran. Demikian juga Pepsi dan Miranda. Belum lagi Gucci, Prada dan seterusnya.

Intinya: dengan diembargo oleh Amerika Serikat dan sekutunya, Iran hanya mengalami kesulitan pada tahun-tahun pertamanya. Kesulitan itu membuat Iran kepepet, bangkit dan mandiri. Kesulitan itu tidak sampai membuatnya miskin apalagi bangkrut. Justru Iran dipaksa menguasai beberapa teknologi yang semula menjadi ketergantungannya.

Banyaknya proyek yang sedang dikerjakan sekarang menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi Iran terus berjalan. Mulai dari pengembangan bandara di mana-mana, pembangunan jalan layang sampai pun ke industri dasar. Tidak ketinggalan pula industri mobil.

Kegiatan ekonomi di Iran memang tidak gegap-gempita seperti Tiongkok, tapi tetap terasa menggeliat. Pertumbuhan ekonominya sudah bisa direncanakan 6 persen tahun ini. Mulai meningkat drastis dibanding tahun-tahun pertama sanksi ekonomi diberlakukan. “Sebelum ada sanksi ekonomi, Iran hanya mampu memproduksi 300.000 mobil setahun. Sekarang ini Iran memproduksi 1,5 juta mobil setahun,” ujar seorang CEO perusahaan terkemuka di Iran.

Kami mendarat di bandara internasional Imam Khomeini Teheran menjelang waktu shalat Jumat. Maka saya pun ingin segera ke masjid: sembahyang Jumat. Saya tahu tidak ada kampung di sekitar bandara ini. Dari atas terlihat bandara ini seperti benda jatuh di tengah gurun tandus yang maha luas. Tapi setidaknya pasti ada masjid di bandara itu.

Memang ada masjid di bandara itu tapi tidak dipakai sembahyang Jumat. Saya pun minta diantarkan ke desa atau kota kecil terdekat. Ternyata saya kecele. Di Iran tidak banyak tempat yang menyelenggarakan sembahyang Jumat. Bahkan di kota sebesar Teheran, ibukota negara dengan penduduk 16 juta orang itu, hanya ada satu tempat sembahyang Jumat. Itu pun bukan di masjid tapi di universitas Teheran. Dari bandara memerlukan waktu perjalanan 1 jam. Atau bisa juga ke kota suci Qum. Tapi jaraknya lebih jauh lagi. Di Negara Islam Iran, Jumatan hanya diselenggarakan di satu tempat saja di setiap kota besar.

“Jadi, tidak ada tempat Jumatan di bandara ini?,” tanya saya.

“Tidak ada. Kalau kita kita mau Jumatan harus ke Teheran (40 km) atau ke Qum (70 km). Sampai di sana waktunya sudah lewat,” katanya.

Shalat Jumat ternyata memang tidak wajib di Negara Islam Iran yang menganut aliran Syiah itu. Juga tidak menggantikan shalat dzuhur. Jadi siapa pun yang shalat Jumat tetap harus shalat dzuhur.

Karena hari Jumat adalah hari libur, saya tidak dijadwalkan rapat atau meninjau proyek. Maka waktu setengah hari itu saya manfaatkan untuk ke kota suci Qum. Jalan toll-nya tidak terlalu mulus tapi sangat OK: enam jalur dan tarifnya hanya Rp 4000. Tarif itu kelihatannya memang hanya dimaksudkan untuk biaya pemeliharaan saja.

Sepanjang perjalanan ke Qum tidak terlihat apa pun. Sejauh mata memandang yang terlihat hanya gurun, gunung tandus dan jaringan listrik. Saya bayangkan alangkah enaknya membangun SUTET di Iran. Tidak ada urusan dengan penduduk. Alangkah kecilnya gangguan listrik karena tidak ada jaringan yang terkena pohon. Pohon begitu langka di sini.

Begitu juga letak kota suci Qum. Kota ini seperti berada di tengah-tengah padang yang tandus. Karena itu bangunan masjidnya yang amat besar, yang berada dalam satu komplek dengan madrasah yang juga besar, kelihatan sekali menonjol sejak dari jauh.

Tujuan utama kami tentu ke masjid itu. Inilah masjid yang luar biasa terkenalnya di kalangan ummat Islam Syiah. Kalau pemerintahan Iran dikontrol ketat oleh para mullah, di Qum inilah pusatnya mullah. Demokrasi di Iran memang demokrasi yang dikontrol oleh ulama. Presidennya sendiri dipilih secara demokratis untuk masa jabatan paling lama dua kali, tapi sang presiden harus taat kepada pemimpin tertinggi agama yang sekarang dipegang oleh Imam Khamenei. Siapa pun bisa mencalonkan diri sebagai presiden (tidak harus dari partai) tapi harus lolos seleksi oleh dewan ulama.

Tapi Sang Imam bukan seorang diktator mutlak. Dia dipilih secara demokratis oleh sebuah lembaga yang beranggotakan 85 mullah. Masing-masing mullah itu pun dipilih langsung secara demokratis oleh rakyat.

Dalam praktek sehari-hari ternyata tidak seseram yang kita bayangkan. Amat jarang lembaga keagamaan ini mengintervensi pemerintah. “Dalam lima tahun terakhir kita belum pernah mendengar campur tangan dari mullah ke pemerintah,” ujar seorang CEO perusahaan besar di Teheran.

Saya memang kaget melihat kehidupan sehari-hari di Iran, termasuk di kota suci Qum. Banyak sekali wanita yang mengendarai mobil. Tidak seperti di negara-negara di jazirah Arab yang wanitanya dilarang mengendarai mobil. Bahkan orang Iran menilai negara yang melarang wanita mengendarai mobil dan melarang wanita memilih dalam pemilu bukanlah negara yang bisa menyebut dirinya Negara Islam.

Dan lihatlah cara wanita Iran berpakaian. Termasuk di kota suci Qum. Memang semua wanita diwajibkan memakai kerudung (termasuk wanita asing), tapi ya tidak lebih dari kerudung itu. Bukan jilbab, apalagi burqah. Kerudung itu menutup rapi kepala tapi boleh menyisakan bagian depan rambut mereka. Maka siapa pun bisa melihat mode bagian depan rambut wanita Iran. Ada yang dibuat modis sedikit keriting dan sedikit dijuntaikan keluar dari kerudung. Ada pula yang terlihat dibuat modis dengan cara mewarnai rambut mereka. Ada yang blonde, ada pula yang kemerah-merahan.

Bagaimana baju mereka? Pakaian atas wanita Iran umumnya juga sangat modis. Baju panjang sebatas lutut atau sampai ke mata kaki. Pakaian bawahnya hampir 100 persen celana panjang yang cukup ketat. Ada yang terbuat dari kain biasa tapi banyak juga yang celana jean. Dengan tampilan pakaian seperti itu, ditambah dengan tubuh mereka yang umumnya langsing, wanita Iran terlihat sangat modis. Apalagi, seperti kata orang Iran, dari 10 wanita Iran yang cantik adalah 11! Sedikit sekali saya melihat wanita Iran yang memakai burkah, itu pun tidak ada yang sampai menutup wajah.

Sampai ke kota Qum, sembahyang Jumatnya memang sudah selesai. Ribuan orang bubaran keluar dari masjid. Saya pun melawan arus masuk ke masjid melalui pintu 15. Setelah shalat dzuhur saya ikut ziarah ke makan Fatimah yang dikunjungi ribuan Jemaah itu. Makan ini letaknya di dalam masjid sehingga suasananya mengesankan seperti ziarah ke makan Rasulullah di masjid Nabawi. Apalagi banyak juga oarng yang kemudian shalat dan membaca Quran di dekat situ yang mengesankan orang seperti berada di Raudlah.

Yang juga menarik adalah strata sosialnya. Kota metropolitan Teheran dengan penduduk 16 juta dan dengan ukuran 50 km garis tengah adalah kota yang sangat besar. Sebanding dengan Jakarta dengan Jabotabeknya. Tapi tidak terlihat ada keruwetan lalu-lintas di Teheran. Memang Teheran tidak memiliki kawasan yang cantik Jalan Thamrin-Sudirman namun sama sekali tidak terlihat ada kawasan kumuh seperti Pejompongan dan Bendungan Hilir. Memang tidak banyak gedung-gedung pencakar langit yang cantik, tapi juga tidak terlihat gubuk dan bangunan kumuh.

Kota Teheran tidak memiliki bagian kota yang terlihat mewah, tapi juga tidak terlihat ada bagian kota yang miskin. Teheran bukan kota yang sangat bersih tapi juga tidak terasa kotor. Di jalan-jalan yang penuh dengan mobil itu saya tidak melihat ada Mercy mewah apalagi Ferrari, tapi juga tidak ada bajaj, motor atau mobil kelas 600 sampai 1.000 cc. Lebih 90% mobil yang memenuhi jalan adalah sedan kelas 1.500 sampai 2.000 cc. Saya tidak melihat ada mall-mall yang besar di Teheran, tapi saya juga sama sekali tidak melihat ada pedagang kaki lima, apalagi pengemis. Wanitanya juga tidak ada yang sampai pakai burqah, tapi juga tidak ada yang berpakaian merangsang. Orangnya rata-rata juga ramah dan sopan. Baik dalam sikap maupun kata-kata.

Pemerataan pembangunan terasa sekali berhasil diwujudkan di Iran. Semua rumah bisa masak dengan gas yang dialirkan melalui pipa tersentral. Demikian juga 99% rumah di Iran menikmati listrik –untuk tidak menyebutkan 100%.

Melihat Iran seperti itu saya jadi teringat makna kata yang ditempatkan di bagian paling tengah-tengah al Quran: Wal Yatalaththaf!

Bagaimana Iran ke depan? Mengapa setelah lebih 20 tahun diisolasi dan diembargo Amerika Serikat Iran tidak kolaps seperti Burma, Korut atau Kuba?

Banyak faktor yang melatar belakanginya. Pertama, saat mulai diisolasi dulu kondisi Iran sudah cukup maju. Kedua, tradisi keilmuan bangsa Iran termasuk yang terbaik di dunia. Ketiga, Iran penghasil minyak dan gas yang sangat besar. Keempat, jumlah penduduk Iran cukup besar untuk bisa mengembangkan ekonomi domestic. Kelima, tradisi dagang masyarakat Iran sudah terkenal dengan golongan bazarinya.

Tradisi dagang itu tidak mudah dikalahkan. Pedagang selalu bisa berkelit dari kesulitan. Ini berbeda dengan tradisi agraris. Seperti Tiongkok, meski 60 tahun dikungkung oleh komunisme Mao Zedong yang kaku, penduduknya tetap tidak lupa kebiasaan dagang. Demikian juga warga Iran. Ini terbukti sampai sekarang pun. Setelah lebih 20 tahun diisolasi pun sektor jasa masih menyumbang sampai 40% GDP negara itu.

Penduduk Iran yang 75 juta orang juga menjadi kekuatan ekonomi tersendiri. Apalagi saat mulai diisolasi oleh Amerika tahun 80-an, kondisi Iran sudah tidak tergolong negara miskin. Kelas menengah di Iran sangat dominan. Inilah factor yang dulu membuat revolusi Islam Iran tahun 1979 berhasil menumbangkan diktator Syah Pahlevi. Keberhasilan itu disebabkan masyarakat di Iran didominasi kaum bazari. Pedagang kelas menengah. Yakni bukan konglomerat yang ketakutan ditebas penguasa, dan bukan pedagang kecil yang takut kehilangan tempat bergantung.

Belum lagi kekayaan alamnya. Iran adalah negara kedua terbesar penghasil minyak dan gas alam. Bukan hanya memiliki cadangan besar, tapi juga mampu melakukan drilling dan pengolahan sendiri. Tidak ada lagi ketergantungan akan teknologi drilling dan pengolahan.

Salah satu sumber gasnya, yang baru saja ditemukan, akan membuat negara itu kian berkibar. Di lepas pantainya, di Teluk Parsi, ditemukan ladang gas terbesar di dunia. Ladang itu setengahnya berada di wilayah Qatar dan setengahnya lagi di wilayah Iran. Tahun 1999 lalu Qatar sudah berhasil menyedot gas bawah laut itu dari wilayah Qatar. Kalau Iran tidak menyedotnya dari wilayah Iran tentu semua gas itu akan disedot Qatar. Karena itu Iran juga bergegas menyedotnya dari sisi timur. Tahun 2003 lalu Iran sudah berhasil menyedot gas itu dan akan terus meningkatkan sedotannya. “Tiga tahun lagi kemampuan Iran menyedot gas itu sudah sama dengan Qatar,” ujar CEO perusahaan gas di sana.

Untuk menggambarkan seberapa besar potensi gas itu baiknya dikutip kata-kata CEO yang saya temui di atas. “Seluruh gas Iran di situ harganya USD 12 triliun,” katanya. Ini sama dengan 12 kali seluruh kekuatan ekonomi Indonesia yang USD 1 triliun saat ini. “Kalau gas itu diambil dalam skala seperti sekarang baru akan habis dalam 200 tahun,” tambahnya.

Gas itu letaknya memang 3.000 meter di bawah laut, namun dalamnya laut sendiri hanya 50 meter. Secara teknis ini jauh lebih mudah pengambilan gasnya daripada misalnya gas bawah laut Indonesia di Masela, di laut Maluku Tenggara.

Memang masih ada kendala ekonomi yang mendasar. Defisit anggaran masih menghantui, subsidi masih besar, laju inflasi masih tinggi dan akses perdagangannya masih terjepit oleh sanksi Amerika. Inflasi yang tinggi itu akibat naiknya harga bahan makanan, gas dan BBM. Bahkan akibat inflasi itu Iran harus mencetak mata uang dengan pecahan lebih besar dari rupiah. Kalau pecahan rupiah paling besar Rp 100.000, real Iran terbesar adalah 500.000 real (1 real hampir sama dengan Rp 1). Bahkan ada juga real lembaran 1.000.000, meski penggunaannya hanya di lingkungan terbatas.

Seperti Indonesia, Iran juga merencanakan menghapus empat nol di belakang real yang terlalu panjang itu. Hanya saja penghapusan nol tersebut baru akan dilakukan setelah inflasinya stabil kelak. Itulah sebabnya pemerintah Iran kini mati-matian memperbaiki fondasi ekonominya. Tahun lalu parlemen Iran sudah menyetujui dilaksanakannya “reformasi ekonomi”. Sebuah reformasi yang sangat penting dan mendasar. Inti dari reformasi itu adalah menjadikan ekonomi Iran sebagai “ekonomi pasar”. Artinya harga-harga harus ditentukan oleh pasar. Tidak boleh lagi ada subsidi. Reformasi ekonomi itu ditargetkan harus berhasil dalam lima tahun ke depan.

Begitu pentingnya reformasi untuk meletakkan dasar-dasar ekonomi Iran itu, sampai-sampai Presiden Ahmadinejad berani mengambil resiko dihujat dan dibenci rakyatnya dua tahun terakhir ini. Subsidi pun dia hapus. Harga-harga merangkak naik. Ahmadinejad tidak takut tidak popular karena ini memang sudah masa jabatannya yang kedua, yang tidak mungkin bisa maju lagi jadi presiden.

Bahwa kini Iran memilih jalan ekonomi pasar sungguh mengejutkan. Alasannya pun “sangat ekonomi”: untuk meningkatkan produktivitas nasional dan keadilan sosial. Subsidi (subsidi BBM tahun lalu mencapai USD 84 juta), menurut pemerintah, lebih banyak jatuh kepada orang kaya. Karena itu daripada anggaran dialokasikan untuk subsidi lebih baik langsung diarahkan untuk golongan yang berhak.

Pemikiran reformasi ekonomi seperti itulah yang tidak ada di negara-negara lain yang diisolasi Amerika Serikat. Inilah juga faktor yang membuat Iran tidak akan tertinggal seperti Burma, Kuba atau Libya. Dengan bendera sebagai Negara Islam pun Iran tetap menjunjung tinggi ilmu ekonomi yang benar. Tradisi keilmuan di Iran, termasuk ilmu ekonomi, memang sudah tinggi sejak zaman awal peradaban. Inilah salah satu bangsa tertua di dunia dengan peradaban Arya yang tinggi.

Dalam situasi terjepit sekarang pun, tradisi keilmuan itu tetap menonjol. Iran kini tercatat sebagai satu di antara 15 negara yang mampu mengembangkan nanoteknologi. Iran juga termasuk 10 negara yang mampu membuat dan meluncurkan sendiri roket luar angkasa.

Di bidang rekayasa kesehatan, Iran juga menonjol: teknologi stemcell, kloning dan jantung buatan sudah sangat dikenal di dunia. Bahkan untuk stemcell Iran masuk 10 besar dunia.

Maka tidak heran kalau Iran juga tidak ketinggalan dalam penguasaan teknologi perminyakan, pembangkit listrik dan otomotif. Jangankan jenis teknologi itu, nuklir pun Iran sudah bisa membuat, lengkap dengan kemampuannya memproduksi uranium hexaflourade yang selama ini hanya dimiliki oleh enam negara.

AS kelihatannya berhasil membuat Burma, Korut, Kuba dan Libya menderita dengan embargonya. Tapi tidak untuk Iran. Ke depan posisi Iran justru kian baik, antara lain karena “dibantu” oleh Amerika Serikat sendiri. Sudah lama Iran ingin menumbangkan Saddam Husein di Iraq, namun selalu gagal. Perang Iran-Iraq yang sampai 8 tahun pun tidak berhasil mengalahkan Saddam Husein. Iran tidak menyangka bahwa Saddam dengan mudah ditumbangkan oleh AS.

Dengan tumbangnya Saddam Husein maka Iraq kini dikuasai oleh para pemimpin yang hati mereka memihak Iran. Banyak pemimpin Iraq saat ini adalah mereka yang di masa Saddam dulu terusir ke luar negeri, dan mereka bersembunyi di Iran. Bahkan saat terjadi perang Iran-Iraq dulu, mereka ikut angkat senjata bersama tentara Iran menyerbu Iraq.

Demokrasi yang diperjuangkan AS di Iraq telah membuat golongan mayoritas berkuasa di Iraq. Padahal mayoritas rakyat Iraq adalah Islam Syi’ah. Golongan Sunni hanya 40 persen, itu pun tidak utuh. Yang separo adalah keturunan Arab sedang separo lagi keturunan Kurdi. Ada kecenderungan keturunan Kurdi memilih berkoalisi dengan Syi’ah. Padahal yang golongan Arab itu pun masih juga terpecah-pecah ke dalam berbagai kabilah. Saddam Husein, misalnya, datang dari suku Tikrit yang jumlahnya hanya sekitar 10% dari penduduk Iraq.

Dengan gambaran seperti itu maka masa depan hubungan Iran dan Iraq tinggal menunggu waktu yang tepat untuk menjadi amat mesra. Waktu yang tepat itu adalah ini: mundurnya AS 100% dari Iraq. Dan itu tidak akan lama lagi. Pekan lalu pimpinan Iraq sudah mengatakan “Iraq hanya perlu bantuan militer untuk menjaga perbatasan, bukan untuk urusan dalam negeri”.

Maka tidak lama lagi Iraq akan menjadi “negara ketiga” yang akan mengalirkan barang dari dan ke Iran. Dan kalau ini terjadi, masih ada gunanyakah Iran diisolasi?

Dahlan Iskan

CEO PLN

Senin, 02 Januari 2012

Mahmoud Ahmadinejad, Singa Persia VS Amerika Serikat

Resensi Buku
Judul Buku : Mahmoud Ahmadinejad, Singa Persia VS Amerika Serikat
Penulis : Mirza Maulana Ar-Rusydi
Penerbit : Garasi, Yogyakarta
Cetakan : Pertama, Februari 2007
Tebal : 183 halaman
Peresensi : Ahmad Hasan MS, Pustakawan Yayasan Kodama Yogyakarta

Pemimpin Iran Melawan
Hegemoni Tiran
Mahmoud Ahmadinejad merupakan figur yang paling kharismatik sekaligus kontroversial di abad 21. Berbagai kebijakan yang dilakukan beliau khususnya program pengayaan uranium tak pelak membuat berbagai negara khususnya barat kebakaran jenggot. Meski program pengayaan uranium atau nuklir yang beliau kembangkan untuk tujuan damai, namun negara-negara barat tetap tidak menerima begitu saja tindakan yang dilakukan oleh penguasa Iran itu, justru negara-negara barat menuduh Iran sebagai bagian dari poros kejahatan bersama Korea Utara (Pyongyang) dan Kuba.
Dr. Mahmoud Ahmadinejad yang ditulis dalam bahasa Inggris dengan nama Mahmoud, Mahmood, Ahmadinezhaad, Ahmadinejad, dan Ahmadi Nejad ini dilahirkan pada tanggal 28 Oktober 1956 di daerah perkampungan Araadan dekat Graamsyar, Iran.
Ia adalah anak keempat dari tujuh bersaudara dari orang tua pandai besi. Meski demikian, ia bukan sembarang anak pandai besi pada umumnya, sejak kecil ia sudah menunjukkan tanda-tanda sebagai anak yang kreatif dan pemberani. Akan tetapi tanda-tanda tersebut belum banyak mendapat perhatian oleh khalayak umum.
Tahun 1976 adalah awal sejarah beliau sebagai seorang yang berkapasitas intelektual. Waktu itu ia memperoleh predikat sarjana di perguruan tinggi di University of Science and Technology (IUST) dengan predikat Cum Laude. Setelah lulus dari almamater kampusnya ia kemudian melanjutkan pada kampus yang sama dengan meraih gelar Master of Science pada tahun 1984. Tahun 1986 adalah awal karier politiknya dengan mengikuti korp Islamic Revolutionary Guards. Kemudian pada tahun 1987 ia menerima gelar Ph.D (Doktor) dalam bidang Rekayasa dan Perencanaan Transportasi. Setelah lulus dari almamaternya akhirnya ia kemudian mendapat gelar sebagai Profesor Teknik Sipil di Universitas IUST.
Ahmadinejad awal mulanya tidak banyak dikenal dalam peta perpolitikan Iran, namun semenjak beliau terpilih menjadi walikota Teheran pada tanggal 3 Mei 2003, namanya berkibar dan dikenal oleh khalayak masyarakat umum. Semasa menjabat sebagai walikota Teheran selama dua tahun di mata rakyat Iran ia mendapat tempat. Hal ini karena berhubungan dengan kebijakan beliau yang dinilai memberikan kontribusi positif bagi masyarakat kota Teheran dan rakyat Iran umumnya. Meski banyak pula yang kontra terhadap kebijakan beliau yang dinilai terlalu radikal, namun secara umum masyarakat Iran menerima kebijakan beliau khususnya dengan kebijakan semisal; melakukan penegakkan agama secara ketat di berbagai pusat kegiatan budaya, melakukan pemisahan penggunaan lift antara buat laki-laki dan perempuan, dan memberikan makanan gratis berupa sup kepada masyarakat miskin.

Di tahun 2005 ia melakukan kampanye untuk mencalonkan diri sebagai pemimpin Iran. Dan akhirnya tanggal 3 Agustus 2005 ia terpilih sebagai pemimpin Iran yang kelak banyak melahirkan kebijakan-kebijakan yang radikal. Salah satu kebijakan radikal yang sempat menimbulkan polemik panjang adalah mengenai program pengembangan nuklir. Pada tanggal 11 Januari 2006 ia mengumumkan akan mengembangkan teknologi nuklir dengan tujuan damai. Dan akhirnya sejak saat itulah ia dikecam oleh berbagai negara khususnya Amerika Serikat dan para sekutunya yang dinilai mengancam perdamaian dunia.
Meski diancam oleh negara superpower Amerika Serikat akan dikenai sanksi tegas berupa embargo militer, namun tekad keberanian beliau tidak pernah pudar. Justru ia mengajak kepada seluruh masyarakat Iran agar tak gentar terhadap arogansi barat. ”Bangsa Iran tak takut terhadap serangan apapun,” tegas Ahmadinejad pada saat Konferensi Iran, bulan Januari 2006.
Namun demikian sikap tak mau diatur oleh dominasi AS bukan berarti ia adalah seorang yang antikompromi. Akan tetapi ia dalam berbagai kesempatan berkali-kali mengajak kepada semua negara agar menekankan pentingya menggunakan dialog guna mencari penyelesaian atas ketegangan Iran dan Amerika Serikat. Republik Islam Iran sebagai negara yang memiliki aktivitas nuklit siap melakukan pembicaraan dengan semua negara, termasuk dengan negara-negara yang memiliki kekuatan nuklir dan dunia Internasional untuk menenangkan ketegangan, ( hal. 52).
Kesimpulan terpenting dalam buku ini adalah bahwasanya jalan perdamaian dalam kondisi apapun harus dikedepankan daripada jalan perang yang justru menimbulkan banyak korban. ****

Sumber: http://id.shvoong.com/books/biography/1943165-mahmoud-ahmadinejad-singa-persia-vs/#ixzz1iJfgqno2

PB NU Ingatkan Ada yang Ingin Rusak Kedamaian

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siradj mengeluarkan peringatan ada pihak yang ingin merusak suasana damai di Indonesia. Salah satu upaya itu melalui kasus pembakaran pesantren Syiah di Sampang, Madura, Jawa Timur.

"Ini pasti ada desain besarnya. Ada pihak-pihak yang ingin merusak suasana damai di Indonesia," kata Said Aqil di Jakarta, Sabtu, 31 Desember 2011. PB NU meminta pemerintah dan aparat keamanan bekerja lebih keras mencegah aksi serupa agar tidak terulang di kemudian hari.

Menurut Said Aqil, hubungan Sunni-Syiah di Indonesia, termasuk di Madura, selama ini berlangsung damai. Dia tegaskan, Sunni dan Syiah di Madura sama sekali tidak terlibat perselisihan, baik pada masa lampau maupun sekarang. Aksi pembakaran pesantren Syiah di Madura diduga dilakukan sekelompok orang untuk merusak kondisi damai.

Indikasi lain dari dugaan tersebut, lanjut Said Aqil, adalah latar belakang aksi pembakaran pesantren yang bermula dari perselisihan hubungan keluarga. "Artinya jelas, Sunni dan Syiah hanya dijadikan alat seolah-olah memang ada permusuhan, padahal tidak. Mereka dari dulu sampai sekarang hidup damai berdampingan," ujarnya.


http://www.tempo.co/read/news/2012/01/01/173374683/PB-NU-Ingatkan-Ada-yang-Ingin-Rusak-Kedamaian

SYIAH BUKAN ALIRAN SESAT

Ketua Umum MUI Prof. DR. Umar Shihab
Pernyataan Ketua Umum Majlis Ulama Indonesia Prof. DR. Umar Shihab mengenai ajaran syiah tidak sesat menuai protes dari segelintir orang yang mengaku paling benar dalam agamanya. Seperti yang kita ketahui setelah kejadian pembakaran pondok pesantren syiah di sampang Madura yang dilakukan oleh orang-orang yang mengaku dari Sunni, banyak diberitakan di media-media bahwa konflik terjadi karena adanya perbedaan antar mazhab. Segelintir orang sunni menganggap bahwa Syiah sesat dan harus di perangi. Mereka memprovokasi masyarakat yang sebenarnya tidak mengetahui apa-apa untuk menyerang kelompok Syiah. Melihat kejadian seperti ini, tokoh-tokoh agama yang benar-benar memahami Islam dan memiliki pemikiran yang lebih terbuka memberikan keterangannya. Seperti contohnya Prof. DR. Umar Shihab selaku ketua umum Majlis Ulama Indonesia mengatakan: "Saya katakan, MUI berprinsip pertama, Mazhab Syiah tidak sesat. Karena ada yang mengatakan Syiah sesat. kedua, mazhab Ahl As-sunnah wal Jamaah (Sunni) dan Syiah adalah mazhab besar dalam dunia Islam. Bahkan, dalam pertemuan internasional yang dihadiri ulama Sunni juga dihadiri ulama Syiah."

Begitu pula dengan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsudin yang mengatakan Syiah bukan aliran sesat. Almarhum Gusdur malah pernah menyatakan kalo NU itu Syiah minus Imamah dan Syiah secara cultural.

Rupanya pernyataan-pernyataan seperti ini membuat para provokator-provokator yang sengaja ingin memecah belah umat Islam geram dan bukan main marahnya. Seperti contohnya Ahmad Zein Alkaf yang secara emosi dan sambil mencak-mencak kebakaran jenggot mengatakan kalo Umar Shihab yang sesat kalo mengatakan syiah tidak sesat. Dan sama saja seperti mengingkari keberadaan matahari yang ngomong syiah tidak sesat. Maklum, Ahmad Zein Alkaf ini kan habib bayaran zionis,dia besama grupnya al-bayinat selalu berusaha memfitnah dan menyerang syiah,dan bahkan memfatwakan halal darah orang syiah. Mendengar para tokoh agama nasional berkomentar berlawanan dengan harapannya,ahmad zein alkaf mungkin sekarang ini sedang ribut ngromet sendiri.
Ahmad Zein Alkaf (al bayinat)

Kiai Said: NU dan Syiah Banyak Persamaannya

SHABESTAN — Ketua umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyatakan, antara NU dan penganut Syiah, banyak memiliki kesamaan dalam tradisi, yaitu sama-sama menghormati ahlul bait, atau keturunan Rasulullah.
Dikatakannya, Rasulullah suatu menegaskan, dirinya tidak meminta upah dalam mengembangkan Islam, tetapi meminta agar umat Islam menghormati anak cucunya. “Kita ini bukan siapa-siapa, kecuali satu saja, mencintai keluarga Rasul,” paparnya dalam pertemuan antara Jamiyyatul Qurra wal Huffadz NU dan Iran di gedung PBNU, Sabtu (6/8).

Dituturkannya, pasca khulafaurrasyidin, orang Arab sibuk berpolitik dan terpecah belah. Ini mengakibatkan dunia ilmu pengetahuan didominasi oleh orang luar Arab. Kang Said menyebutkan sejumlah ilmuwan yang berasal dari Iran, diantaranya Imam Ghazali, Abu Jafar Thabari, Umar bin Ubaid, Washil bin Atha’, Jabir bin Hayyan, Ibnu Sina, Farabi, Razi, Juwaidi dan lainnya.

Demikian pula, penyebaran Islam di Indonesia melalui jalur Persia, selanjutnya masuk ke Gujarat sampai akhirnya tiba di Indonesia. Tak heran, Sunan Ampel merupakan salah satu keturunan dari Ja’far Shadiq.

“Kita berharap agar pertemuan seperti ini dapat mempererat hubungan antara NU dan Iran,” tegasnya.

Dalam acara ini, para qori terbaik dari Indonesia dan Iran yang telah memperoleh juara internasional mengumandangkan bacaan Al Qur’an yang dilagukan dengan sangat indah sehingga mampu menyejukkan hati. Hadir dalam kesempatan tersebut Dubes Iran untuk Indonesia.

(Sumber: Situs NU)


http://shabestan.net/id/pages/?cid=5690

Minggu, 01 Januari 2012

Pembagian harta Warisan

Sebelum meninggal, ada seseorang menulis surat wasiat sebagai berikut:

"Saya memiliki 17 unta, dan saya punya 3 anak laki-laki. Bagilah unta saya tersebut kepada anak-anakku, sehingga anak sulung saya, mendapat setengah dari seluruh unta saya (17), anakku yang kedua, mendapatkan 1/3 dari seluruh unta saya (17) dan putra bungsu saya, mendapatkan 1/9 dari seluruh Unta saya (17)."

Setelah orang tersebut meninggal, anak-anaknya kemudian membaca surat wasiat tersebut, dan mereka sangat bingung, dan berkata, "bagaimana kita bisa membagi 17 unta ini.?"

kemudian mereka datang kepada Imam Ali (AS), dan meminta pendapat imam ali (as).

Imam Ali (AS) berkata, "baiklah, aku akan membagi 17 unta tersebut, sesuai dengan surat wasiat yang disebutkan."

kemudian Imam Ali (AS) berkata, "Aku akan meminjamkan satu untaku, sehingga totalnya menjadi 18 (17 +1 = 18), dan memungkinkan untuk membagi unta tersebut, sesuai surat wasiat."

Anak sulung, mendapat 1/2, dari 18 unta = 9
anak Kedua, mendapat 1/3, dari 18 unta = 6
anak Bungsu, mendapat 1/9, dari 18 unta = 2

jumlah unta = 17 (9 + 6 + 2 = 17)

Kemudian Imam Ali (AS) berkata, "Sekarang, aku akan mengambil untaku kembali."

kisah tentang Lima Roti

Zar Bin Hobeish, menceritakan kisah ini: Dua pengembara duduk bersama dan mereka makan roti. pengembara pertama, mempunyai 5 roti; pengembara kedua, mempunyai 3 roti. lalu datanglah Pengembara ketiga, melintas di depan mereka, dan atas permintaan dari pengembara pertama dan pengembara kedua, pengembara ketiga ini diajak untuk bergabung dan menikmati roti mereka. lalu Para pengembara memotong masing-masing roti yang jumlahnya 8, menjadi tiga bagian yang sama. Masing-masing dari pengembara tersebut, makan delapan potongan roti.

Pada saat pengembara ketiga meninggalkan keduanya, ia mengeluarkan uang sebesar 8 dirham, dan diberikan kepada kedua pengembara tersebut, yang telah menawarkan makanan kepadanya. Setelah menerima uang, kedua pengembara itu, mulai berselisih tentang pembagian uang tersebut. Pengembara pertama dengan 5 roti, meminta bagian, berupa uang lima dirham. Pengembara kedua dengan tiga roti, bersikeras membagi uang, menjadi dua bagian yang sama (masing-masing 4 dirham ).

Perselisihan ini akhirnya dibawa kepada Imam Ali (as.).
Imam Ali (as.) meminta pengembara kedua, yang punya 3 roti, untuk menerima uang tiga dirham, karena pengembara pertama, yang punya lima roti, telah lebih adil kepada anda. Pengembara kedua, menolak dan mengatakan bahwa, ia akan bersikeras untuk mendapatkan uang empat dirham.
lalu Imam Ali (as.) menjawab, “Anda hanya berhak memiliki satu dirham. Anda berdua memiliki 8 roti (5+3). Setiap roti dipotong, menjadi tiga bagian yang sama. Oleh karena itu, Anda memiliki 24 bagian yang sama, 8×3 = 24. Tiga roti anda(pengembara yang kedua) menjadi 9 bagian, kemudian dari 9 bagian roti tersebut, telah Anda makan 8 porsi, dan anda hanya memberikan 1 porsi, untuk pengembara ketiga. (3×3)=9; 9-8 = 1.
pengembara pertama, yang memiliki 5 roti, kemudian dipotong menjadi 3 bagian yang sama, jadi 15 porsi. Ia makan 8 porsi, dan sisanya, yaitu 7 porsi, diberikan kepada pengembara ketiga.(5×3)=15; 15-8 = 7.
Jadi, pengembara kedua, harus mendapatkan satu dirham, dan pengembara pertama, harus menerima tujuh dirham.“

Imam Ali dan Matematika

Imam Ali bin Abi Thalib, diberkahi Allah dengan kemampuan matematika yang luar biasa. Berikut ini adalah cerita menarik, tentang kecemerlangan ilmu Imam Ali

Bilangan Bulat dan bilangan Pecahan

Suatu Hari, seorang Yahudi datang kepada Imam Ali (as.), untuk menguji kecerdasan Imam Ali (as.), “aku akan bertanya kepadanya, sebuah pertanyaan yang sulit untuk ia jawab, aku yakin, dia tidak akan mampu menjawabnya dan aku akan memiliki kesempatan untuk mempermalukannya di depan semua orang Arab”.

orang yahudi itu bertanya, “Imam Ali, katakan kepadaku tentang sebuah angka, yang ketika kita, membagi angka tersebut, dengan angka 1 sampai 10, jawabannya yaitu selalu bilangan bulat, dan bukan bilangan pecahan?”

Imam Ali (as.) menjawab, “hitunglah jumlah hari dalam setahun, dan kalikan dengan jumlah hari dalam seminggu, dan Anda akan memiliki jawaban Anda.”

lalu Orang Yahudi itu, menghitung jawaban Imam Ali (as), yang diberikan kepadanya.

Kemudian, ia menemukan hasilnya sebagai berikut:

- Jumlah Hari dalam 1 Tahun = 360 (kalender Arab)

- Jumlah Hari dalam 1 Minggu = 7

- hasil perkalian dari dua angka diatas = 360×7 = 2520

Sekarang buktikan …

2520 ÷ 1 = 2520

2520 ÷ 2 = 1260

2520 ÷ 3 = 840

2520 ÷ 4 = 630

2520 ÷ 5 = 504

2520 ÷ 6 = 420

2520 ÷ 7 = 360

2520 ÷ 8 = 315

2520 ÷ 9 = 280

2520 ÷ 10 = 252

NIKAH MUT'AH


NIKAH MUT`AH
“Apa bila kamu mut`ahi salah seorang di antara mereka,maka berikanlah kepada mereka maharnya, sebagai suatu kewajiban.”

Jawaban terhadap penasikhan ayat al Mut`ah
Pertama:Pendapat yang mengatakan bahwa ayat ini dimansukh oleh ayat 4-7 Surat Al-muk`minun tidak sesuai dengan kaidah Nasikh-Mansukh.Karena ayat-ayat surat Al-muk`minun itu turun di Makkah,sedangkan ayat nikah mut`ah turun di Madinah.tidak mungkin ayat Makkiyah menasikh ayat madaniyah.Tidak ada larangan melakukan nikah mut`ah dan bersenang-senang dengan istri mut`ah.Tidak ada larangan menamakan nikah ini dengan nikah mut`ah.

Kedua:Pendapat yang mengatakan bahwa ayat ini dimansukh oleh ayat tentang waris,ayat talak,dan ayat tentang jumlah istri tidak sesuai dengan kaidah,karena hubungan ayat-ayat tersebut dengan ayat ini bukan hubungan Nasikh-Mansukh, tetapi hubungan A`m dan Khas,Muthlaq dan Mugayyad.Karena misalnya ayat tentang waris,ia menunjukkan pada perkawinan yang sifatnya umum,yakni kawin permanen dan kawin mut`ah.Kemudian sunnah mengkhususkan dengan menyisihkan salah sau darinya,yaitu kawin mut`ah.Demikian juga pembicaraan dalam ayat talak dan ayat tentang jumlah istri.Yang demikian ini cukup jelas,karena berbicara persoalan penasikhan,ia akan berkenaan dengan dua hubungan nasikh-mansukh,yang dalam hal ini tidak ada perbedaan pendapat.
Memang,sebagian ulama Ushul fiqih mengatakan bahwa bila yang khas diikuti oleh yang `Am dan berlawanan dalam penetapan dan penafian,maka yang ‘Am menasikhk yang khas,tetapi dalam kasus ini menggunakan kaidah tersebut lemah dan tidak sesuai dengan pokok persoalannya;karena,ayat –ayat talak (yang ‘Am)itu terdapat dalam surat Al-Baqarah, awal surat Madaniyah,diturunkan sebelum surat An-nisa’yng mencaku ayat nikah mut`ah.demikian juga ayat tentang jumlah istri,ia terdaoat dalam surat An-Nisa’ sebagai ayat pengantar nikah mut`ah.Demikian juga ayat tentang waris,ia terletak sebelum ayat nikah mut`ah dalam kontek yang saling berkaitan dalam satu surat.Dengan demikian ,maka yang khas yakni ayat tentang nikah mut`ah diakhirkan dari yang ‘Am.
Ketiga:Pendapat yang mengatakan ayat ini di mansukh oleh ayat tentang iddah,ini adalah pendapat yang tidak berdasar sama sekali.Karena hukum iddah juga berlaku dalam nikah mut`ah disamping dalam nikah permanen.Jika ada perbedaan masa iddah dalam nikah permanen dan nikah mut`ah,hal ini dita`wil dengan takhsikh(pengkhususan).

Keempat:Pendapat yang mengatakan ayat ini dimansukh oleh ayat tentang wanita – wanita yang haram dinikahi,ini pendapat yang lebih mengherankan lagi.Karena,pertama,seluruh pembicaraan tentang wanita – wanita yang haram dinikahi dan tentang hukum nikah adalah satu pembicaraan yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain.Maka, bagaimana mungkin dapat digambarkan mukaddimah pembicaraan tentang nikah mut`ah menasikh penutup pembicaraan tentangnya?Kedua, dalam segi apapun ayat tersebut tidak menunjukkan pelarangan terhadap pernikahan selain nikah permanen.Ayat tersebut hanya menjelaskan golongan wanita yang haram dinikahi,kemudian keterangan selanjutnya membolehkan menggauli wanita mereka melalui pernikahan atau pemilikan budak wanita,yang dalam hal ini termasuk nikah mut`ah sebagaimana yang telah kami jelaskan.Iadi,dua persoalan ini saling berkaitan dan tidak terpisahkan sampai ada orang yang mena`wilkan bahwa hukum nikah mut`ah telah dimansukh.

Memang ada pendapat yang mengatakan bahwa firman Allah SWT:
 “Dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu)mencari wanita dengan                               hartamu untuk memelihara kesucian bukan untuk berzina,”

Membatasi perhiasan wanita dengan mahar, dan memelihara diri dari perbuatan zina ,sedangkan dalam nikah mut`ah tidak ada istilah Muhshan;karena itu,orang laki-laki yang beristri mut`ah ia tidak dikenai hukum rajam bila ia berzina,karena ia bukan seorang Muhshan.pendapat ini terbantah oleh keberadaan mut`ah dan ayat itu sendiri.

Kelima:pendapat bahwa ayat ini dimansukh oleh sunnah,ia sama sekali tidak memiliki dalil.Karena secara mendsar pendapat ini bertentangan dengan riwayat-riwayat mutawatir yang menjelaskan al qur`an, dan riwayat-riwayat yang yang merujuk kepada al-qur`an.sanggahan terhadap pendapat ini secara rinci akan kami paparkan dalam kajian riwayat. 


Para sahabat dan tabi`in yng menghalalkan nikah mut`ah,antara lain:

Imran bin hushain,silahkan rujuk:
  1. Sahih Muslim,kitab haji,jilid1,hal 474.
  2. Shphih bukhori,kitab tafsir surat Al – Bagoroh,jilid 7,halaman 24,cet.tahun 1277 H.
  3. Musnad Ahmad,jilid 4,hal 436, cetpertama,dengan sanad yang shahih.
  4. Al – Mut`ah,Al – fukaiki hal 64.
Jabir bin Abdullah Al – Anshari.Silahkan rujuk:
  1. Shahih Muslim,kitab nikah,bab nikah mut`ah,jilid 1,halaman 39.
  2. Musnad Ahmad,jilid 3, hal 380.
  3. Sunan Al – baihaqi,jilid 7,hal 206.
  4. Kanzul Ummal,jilid 8 hal 294,cet. Pertama.

Abdullah bin Mas`ud,silahkan rujuk:
  1. Sahih Bukhori,Kitab nikah;Shahih Muslim,jilid 4,hal 130.
  2. Sunan Al – Baihaqi,jilid 7,hal 200
  3. Tafsir Ibnu Katsir, jilid 2,hal 87.
Abdullah bin Umar.

At- Tirmidzi meriwayatkan dalam kitab shohihnya , dari Ibnu Umar, ia ditanya oleh seorang laki-laki dari penduduk syam tentang nikah mut`ah,maka ia menjawab :Nikah mut`ah itu halal.”Kemudian laki – laki itu berkata,”Tetabi ayah mu telah melarangnya .”Maka ia berkata :Bila kamu telah mengetahui,ayahku melarangnya , sedangkan Rasulallah SAW membolehkannya,apakah kamu akan meninggalkan sunnah Rasul lalu mengikuti pendapat ayahku,”
Riwayat ini juga diriwayatkan oleh:
  1. Ath – Tharaif,Ibnu Thawus,Hal 460,cet.Qum
  2. Al-Bihar,Al-Majlisi,jilid 8,halaman 286,cet.lama,mengutip dari Shahih At-Tirmidzi.
Kholid bin Muhajir bin Kholid Al-Makhzumi,rujuk:
  1. Shahih Muslim,kitab Nikah, bab nikah mut`ah,jilid 4, halaman 133,cet.Al-amirah.
  2. Sunan Al-Baihaqi,jillid 7,hal 205.

Amer bin Huraits,silhkan rujuk:
  1. Sahih Muslim, kitab nikah,bab nikah mut`ah,jillid 4,halamaqn 131
  2. Al-Ghadir,jillid 6,hallaman 221.

Imam Malik bin Anas adalah salah seorang fuqaha Ahlussunnah yang membolehkan nikah mut`ah.silahkan rujuk kitab-kitab berikut:Al- Mabsut,As-sarkhasi;syarah Kanzud Daqaiq;fatwa Al-faraghi;khizatur Riwayat,Al-Qodhi;Al-Kafi fil furu`Al-Hanafiyah;Inayah Syarhul Hidayah;Syarah Al-Muwaththa`,Az-zarqani;Alhadir 6/222-223; tafsir Al-qurthubi,jilid 5,halaman 130.

Masih banyak para sahabat dan tabi`in yang menghalalkan nikah mut`ah dan masih banyak pula riwayat – riwayat dari jalur Ahlussunnah yang shahih tentang nikah Mut`ah.