CUPLIKAN TRANSKIP PERCAKAPAN DAN VIDEO FATWA USTADZ/ USTADZAH ARTIS FENOMENAL
Berikut adalah cuplikan transkip percakapan dan rekaman video fatwa Ustadz Artis TW dan Ustadzah Artis ZM yang menghebohkan:
Ustadzah Artis ZM: “… Pembahasan yang
sangat penting dan menarik buat saya, karena terus terang saya baru tahu
sekarang kalau yang namanya Al-Fatihah, saya sering banget
membacakan surat Al-Fatihah untuk orang-orang yang sudah meninggal
biasanya habis shalat tapi ternyata Rasulullah tidak menjalankannya“.
Ustadz Artis TW: “Nah itu dia… Poin yang
paling penting sebenarnya yang harus kita benarkan adalah ada dua
syarat diterimanya amalan oleh Allah Ta’ala. Yaitu yang pertama ikhlas,
dan yang kedua sesuai dengan anjuran Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Sallam. Nah ini dia ketika ada yang menyampaikan sesuatu kita harus tanya dulu ada dalilnya atau nggak begitu ya.
Nah ini juga hak kita sebagai para jamaah misalnya berdiri di suatu
majelis dengan ustadz, ya ustadz kalau membaca Al-Fatihah setelah eh..
ada untuk mengirim untuk orang yang telah meninggal ataupun setelah
shalat baca Fatihah dan kita ada punya hak untuk bertanya kepada ustadz,
ustadz afwan kira-kira ada dalilnya begitu? (Ustadzah ZM menyahut: Dalilnya apa?).
Nah balik lagi supaya kita menuntut ilmu, kan menuntut ilmu wajib ya,
dan ini menjadikan kita sebagai seorang muslim dan muslimah yang semakin
berilmu dan bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala”.
Ustadzah Artis ZM: “Jangan sampai ketika melakukan sesuatu dengan niat yang baik tapi justru kita malah melakukan bid’ah“.
PENDAPAT ULAMA SALAFI TENTANG SAMPAINYA PAHALA BACAAN AL-QUR’AN KEPADA MAYIT
Ulama rujukan Salafi, Ibnu Taimiyah, berkata di dalam kitab Majmu’ Al-Fatawa juz 24 halaman 367:
وأما
القراءة والصدقة وغيرهما من أعمال البر فلا نزاع بين علماء السنة والجماعة
في وصول ثواب العبادات المالية كالصدقة والعتق كما يصل إليه أيضا الدعاء
والاستغفار والصلاة عليه صلاة الجنازة والدعاء عند قبره. وتنازعوا في وصول
الأعمال البدنية: كالصوم والصلاة والقراءة. والصواب أن الجميع يصل إليه
“Adapun bacaan Al-Quran, shodaqoh dan
ibadah lainnya termasuk perbuatan yang baik dan tidak ada pertentangan
dikalangan ulama ahlussunnah wal jamaah bahwa sampainya pahala ibadah
amaliah seperti shodaqoh dan membebaskan budak. Begitu juga dengan doa,
istighfar, shalat dan doa di kuburan. Akan tetapi, para ulama berbeda
pendapat tentang sampai atau tidaknya pahala ibadah badaniyah seperti
puasa, shalat dan bacaan. Pendapat yang benar adalah semua amal ibadah
itu sampai kepada mayit”.
Bahkan Ibnu Taimiyah juga menyebutkan
bahwa pendapat yang mengatakan pahala bacaan Al-Quran itu sampai kepada
mayit adalah pendapat dari Al-Imam Abu Hanifah dan Al-Imam Ahmad bin
Hanbal. Berikut ini adalah perkataan beliau dalam kitab Majmu’
Al-Fatawa:
وتنازعوا
في وصول الأعمال البدنية: كالصوم والصلاة والقراءة. والصواب أن الجميع يصل
إليه فقد ثبت في الصحيحين عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: {من مات
وعليه صيام صام عنه وليه} وثبت أيضا: {أنه أمر امرأة ماتت أمها وعليها صوم
أن تصوم عن أمها} . وفي المسند عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال لعمرو
بن العاص: {لو أن أباك أسلم فتصدقت عنه أو صمت أو أعتقت عنه نفعه ذلك} وهذا
مذهب أحمد وأبي حنيفة وطائفة من أصحاب مالك والشافعي
“Para ulama berbeda pendapat tentang
sampai atau tidaknya pahala ibadah badaniyah seperti puasa, shalat dan
bacaan. Pendapat yang benar adalah semua amal ibadah itu sampai kepada
mayit. Karena diriwayatkan bahwa nabi pernah bersabda, “Barangsiapa yang
meninggal dan dia punya hutang puasa maka boleh bagi walinya untuk
berpuasa atas si mayit”. Dan ini adalah pendapat Ahmad bin Hanbal, Abu
Hanifah dan beberapa ulama Malikiyah dan Syafiiyah”.
Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah,
ulama rujukan pengikut Salafi yang lain juga mengatakan bahwa pahala
bacaan Al-Quran itu sampai kepada mayit. Hal ini beliau jelaskan di
dalam kitab Ar-Ruh halaman 122:
هذه
النصوص متظاهرة على وصول ثواب الأعمال إلى الميت إذا فعلها الحي عنه وهذا
محض للقياس فإن الثواب حق للعامل فإذا وهبه لأخيه المسلم لم يمنع من ذلك
كما لم يمنع من هبة ماله في حياته وإبرائه له من بعد موته وقد نبه النبي
بوصول ثواب الصوم الذي هو مجرد ترك ونية تقوم بالقلب لا يطلع عليه إلا الله
وليس بعمل الجوارح على وصول ثواب القراءة التي هي عمل باللسان تسمعه الأذن
وتراه العين بطريق الأولى. ويوضحه أن الصوم نية محضة وكف النفس عن
المفطرات وقد أوصل الله ثوابه إلى الميت فكيف بالقراءة التي هي عمل ونية بل
لا تفتقر إلى النية فوصول ثواب الصوم إلى الميت فيه تنبيه على وصول سائر
الأعمال. والعبادات قسمان مالية وبدنية وقد نبه الشارع بوصول ثواب الصدقة
قال على وصول ثواب سائر العبادات المالية ونبه بوصول ثواب الصوم على وصول
ثواب سائر العبادات البدنية وأخبر بوصول ثواب الحج المركب من المالية
والبدنية فالأنواع الثلاثة ثابتة بالنص والاعتبار. وبالله التوفيق ( كتاب
الروح لابن القيم الجوزية, ص : 122
“Dalil-dalil ini sangat jelas sekali
bahwa amal ibadah itu sampai kepada mayit jika yang melakukan adalah
orang yang masih hidup. Jika orang itu menghadiahkan pahalanya buat
saudaranya maka pahalanya sampai seperti sampainya pahala puasa
sebagaimana yang dijelaskan oleh Nabi. Allah telah menyampaikan pahala
puasa bagi mayit maka begitu juga dengan pahala bacaan. Ibadah itu
dibagi menjadi dua. Yaitu ibadah maliyah dan ibadah badaniyah. Sungguh
Allah telah menjelaskan tetang sampainya pahala ibadah maliyah seperti
shodaqoh dan pahala badaniyah seperti puasa dan begitu juga pahala haji
yang merupakan ibadah badaniyah sekaligus ibadah maliyah. Dan hal ini
berdasarkan nash-nash yang ada”.
Sementara itu Al-Utsaimin
juga mengatakan hal yang sama bahwa pahala bacaan Al-Quran itu sampai
kepada mayit. Hal ini beliau jelaskan di dalam majmu fatawa dan wa
rosail beliau sebagai berikut:
الناس
على قولين معروفين: أحدهما: أن ثواب العبادات البدنية من الصلاة والقراءة
ونحوهما يصل إلى الميت كما يصل إليه ثواب العبادات المالية بالإجماع وهذا
مذهب أبي حنيفة وأحمد وغيرهما وقول طائفة من أصحاب مالك والشافعي وهو
الصواب لأدلة كثيرة ذكرناها في غير هذا الوضع. والثاني: أن ثواب العبادة
البدنية لا يصل إليه بحال وهو المشهور عند أصحاب الشافعي ومالك. ( مجموع
فتاوى ورسائل ابن عثيمين .ج 7 / ص 159
“Ada dua pendapat diantara ulama: yang
pertama bahwa pahala ibadah badaniyah seperti shalat dan bacaan Al-Quran
itu sampai kepada mayit sebgaimana sampainya pahala ibadah maliyah. Dan
ini adalah madzhab Abu Hanifah, Ahmad bin Hanbal dan sebagian
ulama Syafiiyah dan Malikiyah. Dan ini adalah pendapat yang benar
berdasarkan dalil-dalil. Pendapat yang kedua mengatakan tidak sampainya
ibadah badaniyah. Dan ini pendapat masyhur Imam Syafiiy dan Imam Malik”.
Sedangkan ulama Salafi lainnya, Nashiruddin Al-Albani,
berpendapat bahwa pahala bacaan Al-Quran itu sampai kepada mayit jika
yang membacanya adalah seorang anak yang menghadiahkan pahalanya untuk
orang tuanya. Adapun bacaan Al-Quran yang dibaca oleh orang lain maka
tidak sampai pahalanya. Berikut perkataan beliau dalam salah satu sesi
tanya jawab:
قال
الشيخ الألباني : إذا كان الذي يقرأ القران هو الولد للموتى سواء كان أبا
او اما فهذه القراءة تنفع وأما من سوى الأولاد فلا تنفع قراءتهم
“Berkata Al-Albani: “Jika yang
membacaAl-Quran itu adalah seorang anak untuk bapak dan ibunya maka
bacaanya bermanfaat bagi si mayit. Adapun jika orang lain yang
membacanya maka tidak bermanfaat bacaan mereka itu bagi si mayit”.
Sumber: elhooda.net